Pengalamanku di Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram



sudah hampir 3 tahun , saya berkuliah di kampus tercinta ini , dari suka maupun duka sudah saya alami , dari semenjak kampus ini bernama Akpar Mataram sampai saat ini berubah menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram ,dari awal saya sudah beranggan ingin masuk ke dunia pariwisata , di mana anak lain ingin masuk ke kampus negri dengan mengikuti sbmptn atau snmptn , saya malah asik santai menunggu kapan akpar akan membuka penerimaan mahasiswa baru, karena saat itu akpar adalah satu-satunya kampus pariwisata yang terbaik di lombok.

pertama saya masuk akpar, memang agak mengecewakan melihat kelas yg masih sederhana , namun semua itu hilang saat saya memasuki lab dapur dan bar akpar mataram , saat itu saya jd bergairah untuk berkuliah di sini , karena cita-cita saya adalah menjadi seorang chef yang handal , otomatis saya takjub melihat dapurnya yang keren.

saat mulai ospek , saya melihat kakak kakak tingkat yg galak tapi lucu sehingga sedikit mengurangi ekpetasi saya yang jelek tentang ospek , bahkan saat itu saya menang lomba stand up comedy saat ospek kampus , setelah mulai berkuliah di akpar , semua ekspetasi saya tentang perkuliahan yang mengerikan hilang , melihat kampus akpar yang santai dan tidak terlalu menekan mahasiswa dalam berkuliah , saya pun merasa tenang dan merasa nyaman berkuliah di sini.

beberapa dosen ada yang seru dan mengasikan , tapi ada pula yang membuat ngantuk dan membosankan , semua itu sebenarnya wajar dalam dunia ajar mengajar , saya agak sedikit kecewa dengan pemberian seragam yang tidak jelas dan tidak diukur , karena semua baju yang saya dapatkan kecil , hingga saya harus putar otak untuk mendapatkan baju seragam yang sesuai dengan saya, saya mengambil ukuran xxl namun ukuran itu sangat kecil dan sempit , namun teman saya yg mendapatkan almammater ukuran xl memiliki ukuran yang besar dan pas dengan ukuran saya , saya pun bertukar , itu yang membuat saya bingung tentang sistem pembuatan seragam di kampus ini, dan sebagian baju yang sempit saya paksa gunakan walau agak memalukan.

saya juga agak kecewa dengan praktik masak yang saya idam-idam kan , kami tidak di ajar bagaimana cara memotong dengan benar , dan kami tidak mendapatkan penjelasan tentang jenis-jenis potongan , sehingga hal ini berakibat kepada saya pada saat on the job training , saya tidak tau menau tentang potongan , dan kalah dengan anak-anak SMK pariwisata yang juga OJT disana . dan saya juga kecewa dengan pengaturan mata kuliah , yang tidak memberikan kita perbekalan-perbekalan sebelum training , hingga saya merasa dungu dan blank saat mulai OJT saat itu , sukurlah setelah sekian lama , saya mulai mengetahui pengetahuan-pengetahuan tentang memasak saat OJT dan saya pun mengaplikasikan semua ilmu yang saya dapatkan di kampus dan tempat saya berkerja .

namun dari semua sisi negatif kampus ini , banyak juga sisi positif yang ada di kampus saya ini , kampus Akpar pun sekarang berubah menjadi STP Mataram , kampus STPM sangat memerhatikan mahasiswanya , tidak seperti kampus lain yang kadang tidak terlalu memerhatikan dan cenderung masa bodoh dengan mahasiswanya , kampus STPM selalu menolong mahasiswa yang memiliki masalah , baik masalah Finansial maupun masalah lain lain. beberapa dosen juga ada yang sangat ramah , mereka tidak terlalu memusingkan mahasiswa , mereka hanya memberi tugas sederhana yang tidak memberatkan mahasiswa , itu yang saya sangat sukai dikampus STPM ini , jadwal yang tidak begitu padat juga membuat saya memiliki sedikit waktu lenggang  dalam seminggu saya hanya berkuliah 4 hari , dari mulai jam 07.30-11.30 sehari, dan jujur saya sangat nyaman berkuliah di STPM Mataram .







Komentar